Jumat, 17 Agustus 2012

Riwayat Sultan Hasanuddin-2


               Setelah berumur 20 tahun Muhammad Bakir telah diikutkan oleh ayahnya dalam soal-soal Negara. Ia mulai dipersiapkan untuk menjadi seorang raja. Muhammad Bakir diangkat oleh ayahnya menjadi duta keliling. Sebagai duta keliling, ia menjalankan tugasnya dengan baik. Muhammad Bakir sangat berbakat dalam usaha hubungan antar negara, antara kerajaan Goa dengan daerah-daerah lain terjadi hubungan yang erat.
            Kerajaan Goa makin dikenal. Hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain makin baik, misalnya Banten. Banten juga merupakan kerajaan laut seperti Goa. Selain itu Banten juga pusat penyebaran agama Islam. Hubungan dagang dengan luar negeri juga makin ditingkatkan. Hasil perdagangan dapat digunakan untuk membangun kapal, pelabuhan dan kota-kota.
            Sebagai seorang calon pemimpin, Muhammad Bakir telah betul-betul dipersiapkan. Pada tahun 1653 Sultan Muhammad Said wafat. Kerajaan Goa telah berada dalam puncak kejayaannya. Muhammad Bakir berumur 22 tahun, meskipun masih muda tapi pengetahuannya telah banyak. Sebelum Sultan Said wafat beliau telah mengamanatkan agar digantikan oleh Muhammad Bakir. Sebenarnya Muhammad Bakir bukanlah putera mahkota, karena ia lahir sebelum ayahnya menjadi raja. Walaupun begitu putera mahkota yang sebenarnya bersedia menyerahkan tahta ke Muhammad Bakir, begitu juga dengan keluarga-keluarga istana lainnya.
            Akhirnya pada tahun 1653 Muhammad Bakir naik tahta kerajaan Goa sebagai raja yang ke-16 dengan gelar Sultan Hasanuddin. Penobatan ini mendapat sambutan yang meriah dari kalangan istana dan rakyat. Penobatan ini diramaikan dengan upacara yang khidmat dan gembira. Upacara penobatan itu dihadiri oleh duta-duta negara sahabat dan orang-orang terkemuka dari seluruh negeri. Dalam hari besar itu juga dilakukan pernikahan Sultan Hasanuddin dengan puteri raja Tallo. Perkawinan ini memperkuat kedudukan Hasanuddin sebagai Sultan Goa.
            Hampir semua kerajaan yang ada di Indonesia mengirimkan wakil mereka, yang tidak kelihatan adalah wakil dari kompeni belanda. Belanda tidak senang kerajaan Goa menjadi kuat dan menjadi saingan mereka di Indonesia bagian timur. Kerajaan Goa merupakan penghalang bagi perdagangan belanda. Kerajaan Goa dan belanda telah lama timbul perselisihan bahkan sudah sering terjadi perang diantara kedua pihak tersebut.
            Setelah lama terjadi perselisihan akhirnya sering terjadi peperangan antara kerajaan Goa dan belanda. Perjanjian-perjanjian banyak dibuat oleh belanda yang banyak merugikan kerajaan Goa sehingga Sultan Hasanuddin memerintahkan untuk berperang habis-habisan. Setelah melewati perjuangan yang berat, mulai banyak wilayah kekuasaan kerajaan Goa yang jatuh ke tangan belanda karena belanda memiliki cara yang licik dengan meminta bantuan kerajaan lain yang ada didaerah ambon dan sekitarnya.
Akhirnya sultan Hasanuddin wafat setalah berjuang melawan pasukan belanda. Walaupun Sultan Hasanuddin sudah wafat tetapi perjuangan rakyat Goa tetap berlanjut.
selesai...
sumber buku : Riwayat Sultan Hasanuddin

Selasa, 14 Agustus 2012

Riwayat Sultan Hasanuddin


Sultan Hasanuddin adalah Raja Goa kee-16. Ia dilahirkan pada tanggal 12 Januari 1631. Ayahnya adalah Raja Goa yang ke-15 dan bernama Sultan Muhammad Said. Ibunya bernama I Sabbe, berasal dari Laikang, daerah kerajaan Goa juga. Hasanuddin mempunyai enam orang saudara. Hasanuddin adalah kedua.
            Awalnya nama Hasanuddin adalah I Mallambasi karena waktu itu ayahnya belum menjadi raja. Ayahnya diangkat menjadi raja ketika usia I mallambasi 8 tahun. Pada usia ini juga I Mallambasi mulai belajar mengaji Al Qur’an. Setelah itu namanya diganti menjadi Muhammad Bakir. Muhammad Bakir sangat tekun dan memiliki otak yang cerdas, kemauan yang keras dan pantang menyerah. Meskipun ia seorang anak raja, Muhammad Bakir tidak sombong dalam pergaulan.
            Dalam pergaulan sehari-hari Muhammad Bakir termasuk anak yang berani, bukan karena ia anak seorang raja, tapi sifat pemberani merupakan wataknya. Ia selalu membela kebenaran. Didalam lingkungan istana, ia sangat hormat kepada kedua orang tuanya. Selain orang tuanya ia juga menghormati keluarga istana lainnya.
            Setelah mencapai umur 15 tahun, Muhammad Bakir telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa. Jiwa pemimpin sudah mulai terlihat pada dirinya. Sebagai seorang pemuda ia tidak hanya tinngal diam di istana. Ia mempelajari bagaimana caranya mengendarai kuda dan mempergunakan senjata dengan benar.
            Seorang raja harus langsung memimpin pasukan untuk menghadapi musuh. Raja merupakan tumpuan seluruh rakyat. Kerajaan Goa merupakan kerajaan laut jadi harus memiliki armada laut yang besar dan kuat. Sebagai seorang calon raja, ia sangat cinta pada kerajaannya. Ia sadar bahwa laut adalah soal hidup atau mati bagi kerajaan Goa. Ia juga ikut mengarungi lautan besar untuk berlayar ke daerah-daerah yang jauh. Muhammad Bakir tidak gentar menghadapi gelombang besar dan lautan luas, sudah banyak daerah-daerah yang dikunjunginya.
            Pengalaman Muhammad Bakir dalam pelayaran telah banyak. Untuk menjadi pemimpin yang baik bukan hanya ilmu perang dan ketrampilan jasmani yang diperlukan tetapi Muhammad bakir juga harus mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan. Ia harus dapat berbicara dengan baik, mengenal undang-undang dan hukum negara.
bersambung...