“Yang
ku inginkan hanya satu…crak…crak…aduh aku mual.” kata Ibu.
“Ibu
kenapa?” kata Ayah.
“Ah
Mei ! aku tambah lagi !” kata kakak.
“Supnya
masih ada,makan yang banyak yah.” kata Mei dengan senang.
“Itaru
kau belum sarapan lho.” kata Mei.
“Pagi-pagi
aku cukup minum kopi saja…” kata Itaru.
“Nggak
boleh begitu, sarapan itu sumber energi kita !” kata Mei.
Mei adalah siswi SMA kelas 1 yang membantu
mengerjakan semua pekerjaan rumah bersama nenek.
“Hey
Mei, pantas gak ?” Tanya nenek.
“Hah…nenek
!” jawab Mei sedikit terkejut.
“Kemarin
aku membeli pakaian ini…” kata nenek.
Iya
nek.” Jawab Mei singkat.
Keluarga biasa yang terdiri dari
enam orang…pagi hari yang umum terlihat di tiap keluarga, walaupun mereka semua
memang orang asing yang di jadikan sebuah keluarga buatan. Kisah ini dimulai
saat Mei membaca sebuah email.
“apaan ini?email iseng?” kata Mei.
Permainan ini dilaksanakan dengan
tujuan agar sesame orang yang sebelumnya tidak mengenal satu sama lainmembentuk
sebuah keluargadan menikmati pengalaman tersebut. Jangka waktu permainan adalah
satu tahun. Pakaian, makanan, perumahan, biaya hidup, dan semua pengeluaran
lainnya di sediakan oleh penyelenggara permainan. Syaratnya, permainan ini
hanya berlaku untuk mereka yang hidup sebatang kara.
Waktu Mei sadar, entah bagaimana dia
sudah memasuki tahap akhir wawancara dan dia…
“Selamat.
Anda telah terpilih.” kata pemandu permainan.
Dia
berhasil lolos dengan peran sebagai putrid sulung keluarga Tachibana.
“Nah sekarang saya akan menjelaskan peraturan
permainan ini. Anda siap?” kata pemandu permainan.
“Ya.” Jawab Mei singkat.
“Mulai sekarang selama satu tahun, Anda akan
tinggal di tempat ini bersama lima
orang lainnya dan selama ini Anda berenam belum pernah saling mengenal satu
sama lain. Oleh karena itu, peraturannya Anda tidak boleh mengungkapkan asal
usul Anda dan tidak boleh menyelidiki asal usul peserta lain.” Kata pemandu
permainan.
Setelah peraturan permainan selesai di jelaskan,
akhirnya Mei memulai permainan ini. Tidak terasa sudah satu minggu berlalu
sejak enam orang ini tinggal bersama sebagai keluarga. Mei berkata dalam hati ’’Walaupun
hanya sebuah permainan tapi jujur saja, sebenarnya aku sedikit cemas
tentang…seperti apa orang-orang yang akan jadi keluargaku ini.
Sebelum berangkat sekolah Mei memang menyapu
sebentar sebelum di gantikan oleh nenekkarena Mei harus cepa-cepat berangkat ke
sekolah.
“Mei
!” kata Ayah memanggil dari belakang.
“Ayah?”
kata Mei sedikit terkejut.
“Mei,
karena kau yang selalu pulang paling awal…kurasa lebih baik kau yang pegang
kunci rumah ini.” Kata Ayah.
“Baiklah.”
Kata Mei bersemangat.
Setelah itu Mei dan ayah pulang dan
sampai di rumah. Mereka pun bersiap untuk makan malam bersama yang lainnya.
Saat Mei sedang bersih-bersih di
rumah yang bergaya Eropa itu dan ingin membersihkan kamar milik Itaru tiba-tiba
saja Itaru sudah ada di belakang Mei. Dia langsung melarang Mei untuk masuk.
“Hah hujan.” kata Mei saat melihat
hujan mulai turun.
“Hei
Itaru ! Bantu aku angkat cucian.” ujarnya.
“Hah?
Kenapa harus aku?” kata Itaru yang langsung di tarik oloeh Mei.
“Sudah
cepat Bantu aku !” kata Mei dengan terburu-buru.
Akhirnya Mei merasa lega karena
semua cucian bisa di angkat tepat waktu.
Saat
kakak pulang dia melihat Itaru sedang marah. “Keluarga, keluarga, kalian hanya
ingin hadiah 100juta itu kan
!” kata Itaru.
“Aku
sudah…” ujarnya lagi.
“Tunggu
Itaru.” Kata Mei.
“Aku
sudah tidak mau lagi.” Kata Itaru meneruskan perkataannya.
Akhirnya permainan pun selesai
karena salah satu dai anggota permainan ada yang keluar. Mereka semua pun
menempuh jalannya masing-masing sama seperti semula. Mei pun kembali ke tempat
kerjanya dulu di toko paman dan bibi Daikontei tapi ternyata di sana sudah ada pekerja
baru yang menggantikan dirinya. Dia pun akhirnya hanya duduk-duduk di taman.
Pengarang manga family game ini siapa ya? Makasih
BalasHapus