Sabtu, 18 Mei 2013

Family Game


“Yang ku inginkan hanya satu…crak…crak…aduh aku mual.” kata Ibu.
“Ibu kenapa?” kata Ayah.
“Ah Mei ! aku tambah lagi !” kata kakak.
“Supnya masih ada,makan yang banyak yah.” kata Mei dengan senang.
“Itaru kau belum sarapan lho.” kata Mei.
“Pagi-pagi aku cukup minum kopi saja…” kata Itaru.
“Nggak boleh begitu, sarapan itu sumber energi kita !” kata Mei.
Mei adalah siswi SMA kelas 1 yang membantu mengerjakan semua pekerjaan rumah bersama nenek.
“Hey Mei, pantas gak ?” Tanya nenek.
“Hah…nenek !” jawab Mei sedikit terkejut.
“Kemarin aku membeli pakaian ini…” kata nenek.
Iya nek.” Jawab Mei singkat.
            Keluarga biasa yang terdiri dari enam orang…pagi hari yang umum terlihat di tiap keluarga, walaupun mereka semua memang orang asing yang di jadikan sebuah keluarga buatan. Kisah ini dimulai saat Mei membaca sebuah email.
            “apaan ini?email iseng?” kata Mei.
            Permainan ini dilaksanakan dengan tujuan agar sesame orang yang sebelumnya tidak mengenal satu sama lainmembentuk sebuah keluargadan menikmati pengalaman tersebut. Jangka waktu permainan adalah satu tahun. Pakaian, makanan, perumahan, biaya hidup, dan semua pengeluaran lainnya di sediakan oleh penyelenggara permainan. Syaratnya, permainan ini hanya berlaku untuk mereka yang hidup sebatang kara.
            Waktu Mei sadar, entah bagaimana dia sudah memasuki tahap akhir wawancara dan dia…
“Selamat. Anda telah terpilih.” kata pemandu permainan.
Dia berhasil lolos dengan peran sebagai putrid sulung keluarga Tachibana.
“Nah sekarang saya akan menjelaskan peraturan permainan ini. Anda siap?” kata pemandu permainan.
“Ya.” Jawab Mei singkat.
“Mulai sekarang selama satu tahun, Anda akan tinggal di tempat ini bersama lima orang lainnya dan selama ini Anda berenam belum pernah saling mengenal satu sama lain. Oleh karena itu, peraturannya Anda tidak boleh mengungkapkan asal usul Anda dan tidak boleh menyelidiki asal usul peserta lain.” Kata pemandu permainan.
Setelah peraturan permainan selesai di jelaskan, akhirnya Mei memulai permainan ini. Tidak terasa sudah satu minggu berlalu sejak enam orang ini tinggal bersama sebagai keluarga. Mei berkata dalam hati ’’Walaupun hanya sebuah permainan tapi jujur saja, sebenarnya aku sedikit cemas tentang…seperti apa orang-orang yang akan jadi keluargaku ini.

Sebelum berangkat sekolah Mei memang menyapu sebentar sebelum di gantikan oleh nenekkarena Mei harus cepa-cepat berangkat ke sekolah.

“Mei !” kata Ayah memanggil dari belakang.
“Ayah?” kata Mei sedikit terkejut.
“Mei, karena kau yang selalu pulang paling awal…kurasa lebih baik kau yang pegang kunci rumah ini.” Kata Ayah.
“Baiklah.” Kata Mei bersemangat.
            Setelah itu Mei dan ayah pulang dan sampai di rumah. Mereka pun bersiap untuk makan malam bersama yang lainnya.

            Saat Mei sedang bersih-bersih di rumah yang bergaya Eropa itu dan ingin membersihkan kamar milik Itaru tiba-tiba saja Itaru sudah ada di belakang Mei. Dia langsung melarang Mei untuk masuk.
            “Hah hujan.” kata Mei saat melihat hujan mulai turun.
“Hei Itaru ! Bantu aku angkat cucian.” ujarnya.
“Hah? Kenapa harus aku?” kata Itaru yang langsung di tarik oloeh Mei.
“Sudah cepat Bantu aku !” kata Mei dengan terburu-buru.
            Akhirnya Mei merasa lega karena semua cucian bisa di angkat tepat waktu.

Saat kakak pulang dia melihat Itaru sedang marah. “Keluarga, keluarga, kalian hanya ingin hadiah 100juta itu kan !” kata Itaru.
“Aku sudah…” ujarnya lagi.
“Tunggu Itaru.” Kata Mei.
“Aku sudah tidak mau lagi.” Kata Itaru meneruskan perkataannya.
            Akhirnya permainan pun selesai karena salah satu dai anggota permainan ada yang keluar. Mereka semua pun menempuh jalannya masing-masing sama seperti semula. Mei pun kembali ke tempat kerjanya dulu di toko paman dan bibi Daikontei tapi ternyata di sana sudah ada pekerja baru yang menggantikan dirinya. Dia pun akhirnya hanya duduk-duduk di taman.

1 komentar: